Minggu, 27 September 2009

Muslim penjaga gereja di jerusalem

Koran Tempo edisi 14 Agustus 2006 dan majalah TIME ada berita yang menyejukan. Tentang seorang juru kunci sebuah gereja tempat penyalipan yesus di palestina.yang unik menurut saya adalah ia seorang muslim yang mewariskan secara terun-temurun.ia bernama Wajeeh Nuseibeh.

Lelaki berusia 55 tahun, itu menjadi juru kunci secara turun-temurun. Kata koran itu, moyang Nuseibeh adalah orang Arab, prajurit Khalifah Umar bin Khaththab yang ditugasi menjaga gereja itu semasa khalifah yang terkenal arif bijaksana itu menguasai Yerusalem pada 638 masehi. Uniknya, Nuseibeh dan generasi-generasi sebelumnya juga bertindak sebagai ‘wasit’, sebab gereja itu diperebutkan oleh tujuh sekte dalam Kristen.

Namun, kendati bertikai memperebutkan gereja, tujuh sekte itu ‘kompak’ dalam menggaji Wajeeh Nuseibeh rata-rata sekitar Rp 45 ribu per bulan sehingga pendapatan resminya menjadi sebesar Rp 315 ribu dalam sebulan. Meski berpendapatan resmi cukup kecil, namun Nuseibeh bisa memperoleh pendapatan lebih besar, karena ia berhak memperoleh tambahan dari tip atau honornya sebagai pemandu bagi wisatawan/pengunjung gereja itu. Ladang zaitun yang luas milik keluarganya -yang menjadi sandaran hidup mereka, sudah musnah akibat perang, ketika Israel menjajah Yordania pada 1967.
Nuseibeh mengaku memperoleh kepercayaan dari orang-orang Kristen dari sekter yeng berbeda itu, yang sudah berabad-abad dihinggapi kecurigaan dan kebencian antarsesama. “Kaum Kristen menilai aku netral,” katanya. Ia pun tegas menjawab ketika ada orang yang mempertanyakan ‘kadar’ ke-Islam-annya gara-gara menjadi juru kunci makam suci umat Kristiani itu. “Kami tidak fanatik. Kami menghormati kaum Kristen,” ujar Nuseibeh.
Sikap Nuseibeh adalah teladan yang sangat baik. Tak hanya untuk umat Islam atau Kristen, tapi seluruh umat manusia di muka bumi, bahkan mereka yang tidak beragama sekalipun. Dunia mesti dirawat, pesan damai harus selalu disemaikan seperti halnya kita bernafas.
Berita yang mirip: http://blontankpoer.blogsome.com/2006/08/
majalah TIME (http://www.time.com/time/asia/2006/journey/jerusalem.html/)

3 komentar:

  1. O baru tahu saya...he he. Nice info :)

    BalasHapus
  2. Teladan yg b.ekk.. Memang toleransi dan kpercayaan yg hrus menjadi budaya !!

    BalasHapus

Google translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF